Selasa, 18 Agustus 2015

sekilas farmasi

Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasiefikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman.
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman.

Ilmuan-ilmuan yang berjasa di bidang farmasi ada 4 :
1. Hipocrates (370 - 460 SM)
    Dia adalah seorang dokter Yunani yang meperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia  
    dibilang sbg " Bapak Ilmu Kedokteran "
2. Dioscorides ( abad ke 1 setelah masehi)
    Dia adalah ahli botani dari Yunani yang pertama menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi
3. Galen (130 - 200 setelah masehi)
     Dia adalah seorang dokter dan ahli farmasi dari Yunani, dia menemukan " Farmasi Galenika "
4. Paracelcus (1493 - 1541 Setelah masehi) 
    Dia adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swis, dia disebut sebagai " Bapak Ilmu Kefarmasian"

Ilmu farmasi berkembang mulai abad ke XVII dengan ditandai berdirinya sekolah farmasi tahun 1797 di Perancis dan mulai berkembang lagi tahun 1821 di Amerika Serikat tepatnya di Philadelphia

Ilmu farmasi di Indonesia mulai ada sejak adanya penjajahan di Indonesia.


Farmakope adalah buku panduan yang memuat persaratan kemurnian sifat fisika, kimia, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Farmakope berasal dari kata "pharmacon" yang artinya racun / obat, dan "pole" yang artinya membuat.

Di dalam dunia farmasi kita juga akan belajar tentang Farmakologi, farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetik, farmakodinamika, Toksikologi, farmakoterapi.

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dan seluruh aspeknya.
Farmakognosi adalah ilmu yang memepelajari tentang pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman.
Biofarmasi adalah ilmu yang meneliti tentang pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya.
Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari perjalanan obat mulai dari saat pembeliannya dan distribusi ke tempat kerjanya.
Farmakodinamika adalah kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerja reaksi fisiologi serta efek terapinya.
Toksikologi adalah Pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh.
Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit dan gejalanya.


Dalam dunia kesehatan, terdapat lebih dari satu tenaga kesehatan, di antaranya yaitu : dokter, perawat, apoteker, bidan, analisis kesehatan, gizi, dokter gigi. Bidang farmasi sendiri di dalam dunia kesehatan erat hubungannya dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Untuk jenjang pendidikan tinggi strata 1 di Indonesia bidang farmasi lebih di bentuk untuk menjadi apoteker dengan melanjutkan pendidikan profesi apoteker di jenjang selanjutnya. 

Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.

Dengan tugas sebagai apoteker penanggung jawab apotek, dan juga seiring berjalannya waktu, perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal juga dengan sebutan farmasis (Farmasis  merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasimampu menempati bidang pekerjaan yang semakin luas. Apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal, fitofarmaka, nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan adalah tempat-tempat untuk farmasis melaksanakan pengabdian profesi kefarmasian.

Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi dan penggunaan.

Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan bahwa :
  1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep rasional. Membantu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep dokter.
  2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.
  3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.

Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.

Melihat hal-hal di atas, terlihat adanya suatu kesimpangsiuran tentang posisi farmasi. Dimana sebenarnya letak farmasi ? di jajaran teknologi, Ilmu murni, Ilmu kesehatan atau berdiri sendiri ? kebingungan dalam hal posisi farmasi dalam keilmuan akan membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi, kurikulum semacam apa yang harus disajikan, semua bidang farmasi atau dikelaskan agar lebih terfokus.lagi

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat bahkan paradigma tersebut masih melekat sampai saat ini dikarenakan kebingungan yang terjadi pada akar bidang keilmuan farmasi yang lebih luas daripada kedokteran yang berorientasi pada pasien, sedangkan farmasi pada masa pendidikan S1 tidak hanya dijejali dengan kuliah farmakologi, farmasetika, farmakokinetik, anatomi fisiologi manusia DLL (ilmu farmasi klinik), tetapi juga mempelajari teknologi farmasi, kimia farmasi, DLL sampai kepada manajemen farmasi. 

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien. Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

Pelayanan obat kepada pasien melalui berbagai tahapan pekerjaan meliputi diagnosis penyakit, pemilihan, penyiapan dan penyerahan obat kepada pasien yang menunjukkan suatu interaksi antara dokter, farmasis, pasien sendiri. Dalam pelayanan kesehatan yang baik, informasi obat menjadi sangat penting terutama informasi dari farmasis, baik untuk dokter, perawat dan pasien.

2 komentar:

  1. Play Free Baccarat in 2021: Tips, Strategies, Games
    Play Free Baccarat in 실시간 바카라 사이트 샤오 미 2021: Tips, Strategies, Games Try over 200 free online casino games to choose from; Play with your friends and make money

    BalasHapus
  2. Gambling in NJ: Casino & Sportsbook Apps - JT Hub
    NJ Casino Games in NJ: Casino & Sportsbook 광주광역 출장안마 Apps. Gambling is a 구리 출장마사지 fun activity for casino fans. 춘천 출장마사지 공주 출장마사지 The mobile betting หารายได้เสริม app, Gopay, has

    BalasHapus